BERSYUKUR SETIAP SAAT
Nama :
NUR AVIVAH
No. Peserta : 13-101-392
Dari begitu bangun pagi
din kamar lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya
mengucapkan terima kasih dan besryukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh
kali. Dalam satu hari? Berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur di dalam
hati? Berapa kali yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain?
Mungkin bisa 50 sampai 100 kali, bisa jadi lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan
terima kasih sampai puluhan kali dan satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya
mudah saja : dengan berterima kasih dan bersyukur, kita selalu mencari sisi
positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti
ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam setitik di dalam putih
bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita
mencetak keyakinan (belleve) bahwa memang benar kita hidup dalam kelimpahan.
Maka, semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini, termasuk persepsi diri
kita sebagai personofikasi dari sukses.
Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan bersyukur
berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin
ada yang berpendapat demikian. Sekali
lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun dengan
mengubah mindset (pola pikir) maka
segala faktor eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan datang
dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima kasih dan
bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun. Intinya
hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala”
yang Anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan
berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang
lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan
jembatan kita ke dalam hati orang itu.
“Terima kasih” tidak akan pernah ditolak orang lain, malah biasanya
disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari pda
sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnit yang bisa membantu kita semua dalam
memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dan
ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar
biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personifikasi dari
sukses itu sendiri. Aammiiin...